Realita kehidupan bernegara (nyata) terkadang membuat kaum kecil dan awam merasa terheran-heran atas apa yang mereka lahap sehari-hari, proses pemerintahan terkadang membuat geram rakyat jelata, janji-janji semu dan rencana-rencana yang tinggal rencana untuk membenahi republik ini menjadi dilematika sehari-hari. Kenikmatan dan kemewahan duniawi hanya bisa dinikmati dalam tabung yang bernama tv, proses pembodohan bangsa tak henti-hentinya disuguhkan dengan kedok hiburan bernama sinetron yang diadopsi mentah dari telenovela. Bahkan salah satu stasiun tv yang tadinya memproklamirkan diri sebagai Televisi Pendidikan Indonesia mengalami degredasi nilai dan makna dan perlahan bergeser menjadi tv dangdut yang projeknya hanya audisi-audisi, sayang.
Tiba-tiba pada suatu waktu yang benar-benar menjenuhkan, bang Effendi Gazali menetaskan bisulnya dengan mata bisul berupa Republik BBM (benar-benar mabok), sebuah replika republik yang benar-benar menyentil pemerintahan republik (nyata) Indonesia dengan parodi-parodi kritikan sosial dan pemerintahannya fersi anak komunikasi yang benar-benar segar untuk tidak saja dijadikan tontonan tapi juga sebagai bahan referensi untuk pihak-pihak terkait di "republik tetangga" dan tentunya sedikit banyak menaikan rating Indosiar. Bagusnya lagi perublik ini melibatkan para mahasiswa yang notabene kritis dalam masalah pemerintahan. Sayang, mungkin masa pemerintahan republik BBM sangat singkat dan harus stby di benak pemerhati. Namun republik ini tidak benar-benar stagnan tapi masih dengan perjuangan yang sama lalu mengibarkan bendera baru dengan label Republik Mimpi (kali ini dengan media Metro TV dengan tajuknya News dot Com). Masih dengan motor yang sama yaitu bang Effendi yang berperan sebagai penasihat presiden (moderator kale).
Coba bandingkan mana yang lebih segar, mana yang lebih kritis, apakah Republik Indonesia, Republik BBM atau Republik Mimpi ? yang jelas romantisme Republik BBM dan Republik Mimpi bisa benar-benar menghibur dan menjadi bahan referensi bagi masyarakat yang tinggal di republik (nyata) Indonesia ditengah-tengah suguhan-suguhan tv yang sebagian besar menyajikan tayangan-tayangan semu tabung tv.
Bravo Republik BBM dan Republik Mimpi, maju terus dengan kritik dan sentilan-sentilannya pantang mundur.
Tiba-tiba pada suatu waktu yang benar-benar menjenuhkan, bang Effendi Gazali menetaskan bisulnya dengan mata bisul berupa Republik BBM (benar-benar mabok), sebuah replika republik yang benar-benar menyentil pemerintahan republik (nyata) Indonesia dengan parodi-parodi kritikan sosial dan pemerintahannya fersi anak komunikasi yang benar-benar segar untuk tidak saja dijadikan tontonan tapi juga sebagai bahan referensi untuk pihak-pihak terkait di "republik tetangga" dan tentunya sedikit banyak menaikan rating Indosiar. Bagusnya lagi perublik ini melibatkan para mahasiswa yang notabene kritis dalam masalah pemerintahan. Sayang, mungkin masa pemerintahan republik BBM sangat singkat dan harus stby di benak pemerhati. Namun republik ini tidak benar-benar stagnan tapi masih dengan perjuangan yang sama lalu mengibarkan bendera baru dengan label Republik Mimpi (kali ini dengan media Metro TV dengan tajuknya News dot Com). Masih dengan motor yang sama yaitu bang Effendi yang berperan sebagai penasihat presiden (moderator kale).
Coba bandingkan mana yang lebih segar, mana yang lebih kritis, apakah Republik Indonesia, Republik BBM atau Republik Mimpi ? yang jelas romantisme Republik BBM dan Republik Mimpi bisa benar-benar menghibur dan menjadi bahan referensi bagi masyarakat yang tinggal di republik (nyata) Indonesia ditengah-tengah suguhan-suguhan tv yang sebagian besar menyajikan tayangan-tayangan semu tabung tv.
Bravo Republik BBM dan Republik Mimpi, maju terus dengan kritik dan sentilan-sentilannya pantang mundur.
0 Komentar:
Post a Comment